Apa yang salah dari November? Bukankah ia telah memberikan kebahagiaan yang kita harapkan? Ada apa di November hingga kita harus mengutuknya? Padahal ia tak pernah mengadili kita. Apa yang kejam dari November hingga kita harus mengatakan ia tak berperasaan? Bukankah ia telah memberikan kita sebuah tenang dan bahagia yang tak kau dapatkan di bulan Oktober?
Lalu alasan apa bagi kita untuk tak meninggalkan satu senyuman pun pada November padahal November telah berupaya menguatkan raga dan jiwa kita agar tetap tersenyum di akhir kepergiannya. November telah berlalu berganti menjadi Desember.
Di akhir-akhir kepergian November kita telah mengepalkan tangan keatas seraya berdoa pada Tuhan. Mengucapkan berbagai doa-doa pada sang kuasa agar di awal Desember diberi sebuah bahagia. Pada hari ini adalah awal bagi Desember menyambut hari-hari kita dan sebagai saksi atas kisah kita sebelum tahun 2023 meninggalkan kita.
Apa yang beda di antara November dan Desember? Keduanya saling menjanjikan bahagia dan tidak bisa menghiraukan sebuah kecewa. Diawal November kita meminta pada sang kuasa agar diberi bahagia begitu pun dengan Desember tetapi mengapa November terlupakan dengan berbagai ego menguasai akal kita?
Lalu
apabila Desember menuliskan kisah buruk seperti halnya di November apakah kita
harus mengutuk pula dirinya?