Puan, tuanmu ini selalu saja merindu, netramu membuatnya
terpaku. Sepertinya ia melihat bintang di matamu. Senyummu adalah candu, ia
bisa berlama-lama memandangimu. Lantas tertunduk malu, sebab kamu mengetahui
itu. Puan, tuanmu ini pernah terluka. Setiap lembaran bukunya dipenuhi duka, tetapi
kamu memperbaiki hatinya.
Merapikan setiap kepingannya, kemudian memasukkan namamu ke
dalam dirinya. Ia tidak mengelak, sebab ia juga menginginkannya. Puan, tuanmu
ini menemukan penawar sendu. Hanya dengan menatapmu, langit yang kelabu kini
menjadi biru. Ia tidak akan menggatikan tempatmu, sebab ia hanya mencintaimu.