Hai, Yunda. Pernahkah kamu bertanya-tanya tentangku seperti aku memikirkanmu? Di saat aku merasa rindu, apakah kamu juga merasakan hal yang sama, meski hidup barumu kini terlihat lebih bahagia? Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan semua yang kurasakan. Kata-kata rasanya tidak pernah cukup. Aku tak pernah membayangkan akan melakukan sesuatu yang membuat kita terpisah. Meski aku merasa sudah menempatkan diriku dalam situasi yang sulit, perasaanku padamu tidak pernah didasari kebencian. Aku mencintaimu, dan sungguh, aku tak pernah membayangkan bahwa kita benar-benar akan berakhir.
Aku tidak pernah berniat untuk meninggalkanmu. Jika aku tampak menjauh, itu bukan karena aku ingin. Aku hanya memikirkan masa depanmu dan takut langkahku akan merusaknya. Putus darimu adalah keputusan paling berat yang pernah kuambil. Dalam hati kecilku, aku selalu percaya bahwa pada akhirnya kita akan kembali bersama. Aku yakin cintaku padamu nyata, dan aku berharap kamu juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah aku terus menggenggam bayanganmu dalam hatiku, berharap suatu saat kita bisa kembali bersama, seolah-olah putus ini hanya jeda yang akan mempertemukan kita kembali di suatu waktu yang tak terduga. Namun, harapan sering kali menjadi hal yang menyakitkan, terutama saat kenyataan tak berjalan sesuai dengan keinginan kita.
Setelah hari kelulusan sekolah itu, setiap hari aku dihantui keinginan untuk bertemu denganmu. Wajahmu, tawamu, semua kenangan tentangmu terus datang dan pergi, tanpa bisa kuhentikan. Rasanya keinginan untuk bertemu denganmu begitu kuat, hampir tak tertahankan. Berusaha melupakanmu ternyata lebih sulit daripada yang kubayangkan. Aku merasa seperti kehilangan bagian dari diriku sendiri saat kamu pergi. Bagaimana tidak? Kamu adalah seseorang yang pernah menjadi pusat hidupku. Kehilanganmu bukan hanya tentang kehilangan pasangan, tapi juga kehilangan sahabat, tempat berbagi, dan tawa yang tak akan pernah sama lagi. Dan ketika aku mencoba untuk menerima kenyataan bahwa kita sudah berpisah, aku selalu gagal. Rasa sakit dan rindu itu terus membanjiri setiap sudut hati, menyisakan jejak luka yang perlahan-lahan menjadi bagian dari hidupku.
Bahkan ketika aku mencoba untuk mengisi hari-hariku dengan berbagai kesibukan, bayanganmu selalu hadir, membuat segalanya terasa sepi dan hampa. Ada saat-saat di mana aku benar-benar merasa tidak berdaya, seperti seluruh kekuatan hidupku lenyap bersamaan dengan perginya kamu dari hidupku. Aku sadar, aku tidak seharusnya terus terjebak di masa lalu. Tapi bagaimana caranya melupakan seseorang yang telah begitu banyak meninggalkan jejak dalam hidupku? Aku mencoba menerima kenyataan bahwa kita tidak bersama lagi.
Malam-malam setelah perpisahan kita adalah saat-saat yang paling sulit. Air mataku sering kali jatuh tanpa bisa kutahan. Aku masih sering mengucapkan "Selamat tidur, Yunda" setiap kali sebelum tidur, meskipun aku tahu kamu tidak akan pernah mendengarnya lagi. Rasanya hampir seperti kebiasaan yang tak ingin aku lepaskan, meskipun mungkin terdengar menyedihkan. Bagi orang lain, itu mungkin terlihat seperti tanda aku belum bisa move on, tapi bagiku, itu hanyalah caraku untuk merasakan sedikit kehadiranmu yang dulu pernah begitu nyata di sisiku.
Kenangan akan dirimu selalu hidup dalam ingatanku. Mereka bukanlah sesuatu yang menyakitkan, melainkan sebuah harta yang berharga. Kenangan itu adalah hadiah, pengingat tentang saat-saat indah yang pernah kita bagi, yang mungkin tidak akan pernah kudapatkan lagi. Tentu saja, aku tahu bahwa aku tidak bisa selamanya terjebak dalam kenangan tersebut. Ada saatnya aku harus belajar untuk merelakan dan menerimanya sebagai bagian dari diriku yang akan selalu ada. Tapi itu bukan berarti aku harus melupakanmu sepenuhnya. Aku mencintaimu, dan itu bukan sesuatu yang bisa kuubah hanya karena keadaan.
Aku sering berpikir bahwa mungkin ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari semua ini. Bahwa kehilangan, seberat apa pun, adalah bagian dari hidup yang harus kita terima. Bahwa cinta sejati tidak selalu berarti memiliki, tetapi juga tentang merelakan dan menghargai dari kejauhan. Aku yakin kamu sudah menemukan kebahagiaanmu sendiri sekarang. Dan meskipun bagian dari diriku masih berharap suatu saat kita bisa bersama lagi, aku sadar bahwa mungkin itu hanya sekadar harapan yang harus segera kutinggalkan. Tidak apa-apa jika kamu tak lagi memikirkan aku. Yang penting, aku pernah mencintaimu dengan sepenuh hati, dan itu adalah sesuatu yang akan selalu kubanggakan.
Kehidupan terus berjalan, dan aku pun harus melanjutkan perjalanan hidupku. Aku berusaha untuk melepaskan perasaan ini sedikit demi sedikit, meskipun tidak mudah. Ada banyak hal yang tidak bisa aku kendalikan, termasuk bagaimana kamu memilih untuk menjalani hidupmu sekarang. Tapi bagaimanapun juga, aku akan selalu menghargai setiap momen yang pernah kita lalui bersama, semua itu adalah bagian dari perjalanan hidup yang tak akan pernah aku lupakan..
Yunda, jika aku pernah berkata bahwa aku mencintaimu, maka ketahuilah bahwa itu bukan sekadar kata-kata manis yang diucapkan saat momen tertentu. Aku benar-benar mencintaimu, dan perasaan itu tetap ada sampai sekarang hingga selamanya. Mungkin kita tidak lagi bersama, waktu membawa kita ke arah yang berbeda, tetapi bagiku, cinta itu tidak pernah lenyap. Rasanya seperti aliran sungai yang terus mengalir, meskipun arah arusnya mungkin telah berubah, tetapi airnya tetap sama.
Aku mencintaimu, dan biarlah perasaan ini tetap menjadi urusanku. Apa pun keputusanmu, aku akan menerimanya. Aku menghargai setiap pilihan yang kamu ambil, dan aku tidak pernah berniat untuk menghalangi jalanmu. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku, telah mengisi hari-hariku dengan warna dan kenangan yang begitu berharga. Meskipun perjalanan kita bersama mungkin telah berakhir, kamu akan selalu ada dalam hatiku, sebagai seseorang yang pernah sangat berarti dan tidak akan pernah tergantikan.
Hidup memang misterius, Yunda. Kita tidak pernah tahu ke mana takdir akan membawa kita. Tetapi satu hal yang aku pelajari dari semua ini adalah bahwa cinta sejati tidak selalu berakhir dengan bersama. Terkadang, cinta itu tetap hidup di dalam hati, sebagai kenangan yang indah dan pelajaran berharga tentang menerima dan merelakan. Biarlah waktu yang menyembuhkan, dan siapa tahu, mungkin suatu hari kita akan bertemu lagi, meskipun dengan peran yang berbeda dalam hidup satu sama lain. Tetapi, sampai saat itu tiba, aku akan tetap mengenangmu dengan segenap rasa rindu yang tak pernah padam.
Terima kasih, Yunda, karena pernah hadir dalam hidupku. Terima kasih telah memberiku kenangan yang begitu indah dan berharga. Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama selamanya, tapi aku akan selalu menghargai setiap momen yang pernah kita lewati. Kamu adalah kisah yang tak akan pernah kulupakan. Dan meski hidup terus berjalan, kenangan tentangmu akan selalu ada di sana, tersimpan rapi di sudut hatiku—tempat di mana rindu dan cinta akan tetap tinggal, tak peduli seberapa jauh jarak dan waktu memisahkan kita. Terima kasih karena pernah ada dalam hidupku. Meski perjalanan kita telah berakhir, kamu akan selalu menjadi bagian dari hatiku yang tak tergantikan.