Jika kesuksesan itu nyata, tentu saja aku akan menangis. Menangis mengingat saat ini, saat aku masih berjuang, saat aku masih meraba-raba jalan, terjatuh dan bangkit berkali-kali. Air mata itu akan mengalir karena aku tahu, di balik setiap langkah yang kubuat, ada perjuangan yang tak pernah terlihat oleh mata orang lain.
Aku akan menangis mengingat keringat yang menetes, saat tubuhku dipaksa untuk terus melangkah meski jiwa terasa lelah. Mengingat air mata yang terjatuh ketika hati ini merasakan perihnya kekecewaan yang menusuk begitu dalam. Mengingat mimpi yang nyaris pupus di ujung batas, di mana harapan terasa tipis seperti helai benang yang nyaris putus. Setiap detik perjuangan, setiap lelah yang tersimpan, akan terpatri dalam air mata itu, seolah memberi penghargaan pada semua rintangan yang telah kulewati.
Tidak ada jalan yang mudah. Aku mengingat setiap ujian dan cobaan yang datang silih berganti, mencoba meruntuhkan tekadku. Aku mengingat mereka yang pernah meragukan kemampuanku, yang pernah berpikir bahwa aku tak akan mampu mencapai apa yang aku impikan. Mereka, yang pernah membuatku bertanya-tanya apakah aku cukup kuat untuk bertahan. Namun, aku terus berjalan, terus melangkah, meski dengan kaki yang lunglai dan hati yang penuh keraguan.
Tetapi, aku akan tersenyum. Senyum itu bukan hanya tanda bahagia, melainkan tanda dari sebuah kemenangan yang sesungguhnya. Aku akan tersenyum karena aku berhasil melewati semuanya. Aku berhasil berdiri tegak meski badai pernah mencoba merobohkan. Aku berhasil karena aku tak pernah menyerah, meski hati ini pernah nyaris hancur oleh kenyataan yang pahit.
Akhirnya, aku sampai pada puncak yang selama ini hanya kulihat dalam mimpi. Kesuksesan itu nyata, dan aku merasakannya. Aku merasakan manisnya kemenangan, kebahagiaan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, dan segala pengorbanan yang akhirnya terbayar lunas. Semua rasa sakit, semua air mata, semua pengorbanan kini berubah menjadi emas yang mengkilap, menjadi bukti nyata bahwa aku mampu melewati semua itu.
Dan pada saat itu, aku akan menangis lagi. Bukan karena sedih, tapi karena bahagia, karena bangga. Aku akan menangis karena aku akhirnya bisa membuktikan, tidak hanya kepada dunia, tapi juga kepada diriku sendiri, bahwa aku mampu meraih mimpi yang dulu kuimpikan. Mimpi yang pernah terasa begitu jauh, begitu mustahil, kini menjadi nyata di depan mataku.
Tangisan itu adalah tangisan kebanggaan, kemenangan, dan pembuktian bahwa di balik setiap air mata perjuangan, ada kebahagiaan yang luar biasa menunggu. Aku telah melalui badai, dan kini aku berdiri di bawah langit cerah dengan senyum yang lebih kuat, dengan hati yang lebih kokoh. Kesuksesan itu nyata, dan aku akhirnya merasakannya.