Berisiknya isi kepala membuatku sulit untuk terpejam.
Mencoba membinasakan kegelisahan yang kerap datang bagaikan seorang teman,
padahal aku hidup tidak pernah membuat onar terhadap setiap orang yang datang
bergantian. Setiap malam aku berusaha tertidur dengan beberapa obat penenang,
keinginan untuk hidup normal dan menjalani hari-hari dengan perasaan senang.
Namun, semua itu hanyalah khayalan yang kadang terlintas sejenak di dalam
pikiran.
Kata orang-orang disana aku mengalami depresi yang
berkepanjangan tetapi aku menepis segala tuduhan, bahwasanya aku hanyalah
manusia yang tidak memiliki rasa tenang sampai tingkah laku ku terkadang
membuat segelintir orang bosan. Lantas akan ku bawa ke mana langkah-langkah
kecil ini, sedang aku benci keramaian mencoba tetap tersembunyi di dalam
kegelapan dan warna hitam tetap menjadi warna kesukaan.
Bukannya aku sedang memamerkan keterpurukan apalagi
membandingkan hidup dengan kalian, ketahuilah kalian tidak akan mampu menjadi
aku dan aku tidak akan bisa menjadi kalian. Hiduplah sebagaimana seharusnya,
buang jauh-jauh pikiran tentang manusia lain yang membicarakanmu di belakang.
Jangan menjadi manusia yang di berikan ujian lalu merengek seolah kamu adalah
manusia paling menyedihkan.
Jangan seperti aku, jangan pula menjadi kamu yang sekarang.
Kamu lebih terlihat lemah dari sebelumnya, jika bisa kembalikan semangat itu
dalam dirimu lalu pergilah. Langkahkan kaki itu sejauh yang kamu mau jangan
sampai terbelenggu di satu tempat hanya karena ketidakmampuan yang selalu kamu
jadikan alasan di dalam percakapan.